Minggu, 17 Februari 2013

Mengapa Rok Sekolah di Jepang Pendek Banget?

Waduh, mereka tidak pakai celana dalam saat sekolah, Ngiler Hehe… apa sih yang mau saya bicarakan kali ini. Ya, seragam sekolah ala siswi Jepang. Kita sudah seikit tahu tentang bagaimana seragam siswa Jepang baik melalui televis maupun internet.

http://asalasah.blogspot.com/2012/11/sejarah-kenapa-rok-sekolah-di-jepang.html
Siswi-siswi Jepang memiliki seragam yang modis, unik dan seksi. Hampir semua siswi Jepang memakai seragam sekolah dengan rok mini yang berada jauh di atas lutut. Ada sebuah sumber yang menyebutkan, rata-rata rok siswi Jepang 16,7 Cm di atas lutut. Wowww!!! Tidak hanya itu, ada rumor yang menyebutkan, bahwa ada sekolah-sekolah tertentu yang mewajibkan siswa perempuannya untuk tidak memakai celana dalam.
Wah gak kebayang deh, udah rok sangat pendek, ditambah lagi gak memakai celana dalam. Hahaha….gemana kalau itu diterapkan di Indonesia?
Usut punya usut, dahulu seragam sekolah dijepang gak seperti sekarang ini sama seperti seragam
sekolah yang sekarang ada di indonesia. Baju lengan pendek dengan rok pas lutut.

http://asalasah.blogspot.com/2012/11/sejarah-kenapa-rok-sekolah-di-jepang.html
Lalu apa yang menyebabkan seragam sekolah siswa Jepang menjadi seperti sekarang ini? Zaman dahulu anak-anak putri Jepang mengenakan kimono ketika bersekolah yang tentu saja menyulitkan gerak gerik mereka ketika beraktifitas terutama berolahraga. Kemudian Ibu Elizabeth Lee teringat dengan model seragam yang dipakainya ketika belajar di Inggris, yaitu baju Sailor/Pelaut. Tahun 1918, Ibu Elizabeth meminta seorang penjahit di Oota Toyokichi untuk menjahitkan baju atasan seragam anak-anak putri. Tetapi Baju sailor itu ternyata robek ketika dipakai berolah raga, maka Ibu Elizabeth menyarankan agar dipasang resleting di bagian kiri/kanan baju dari arah ketiak.Tapi kelihatannya resleting ini tidak lazim dikenakan.

http://asalasah.blogspot.com/2012/11/sejarah-kenapa-rok-sekolah-di-jepang.html
Kendala selanjutnya gerakan anak2 masih terhambat karena rok yang mereka pakai masih berbentuk lurus panjang. Ibu Elizabeth pun datang kembali ke penjahit dan menjelaskan agar dibuat rok yang memudahkan anak-anak bergerak. Penjahit mendapat ide membuat rok berlipit-lipit setelah melihat gorden yang tertiup angin tetapi setelah itu dan dapat kembali ke bentuk semula. Akhirnya dibuatlah rok lipit-lipit. Tapi lambat laun rok yang dipakai siswi-siswi Jepang semakin pendek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Choose Label

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani