Rabu, 27 Juni 2012

Ini Dia Bahaya Pacaran di Dunia Maya

Sebagian orang menganggap hubungan di dunia maya sebagai wabah, sebagian lain pelampiasan fantasi. Tapi apakah hubungan tersebut menjadi ancaman bagi pasangan? Doctissimo mencoba mengupasnya.
Apa bisa dianggap berselingkuh?
Pada Kongres Tahunan British Society of Psychology, Dr Monica Whitty mepresentasikan penelitian dari 245 mahasiswa di sebuah universitas Irlandia*. Hasil penelitian menunjukkan, 51 persen responden menganggap hubungan romantis di Internet tanpa pertemuan fisik sudah tergolong perselingkuhan.
Pada saat yang sama, 84 persen menganggap pasangan akan merasa dikhianati jika mengetahui ada hubungan seperti itu. Lebih banyak perempuan menganggap bahwa hubungan di dunia maya dapat membahayakan sebuah hubungan konvensional. Di sisi lain, para peserta penelitian yang tidak melihatnya sebagai pengkhianatan, menganggap hubungan tersebut sebagai “persahabatan sederhana.”
Mereka tidak menganggapnya sebagai perselingkuhan, “karena tidak ada hubungan seksual.”

Para psikolog spesialis hubungan dunia maya menganggap bahwa hasil tersebut “menunjukkan bahwa pasangan harus menetapkan aturan untuk hubungan di dunia maya. Sebuah hubungan emosional, bahkan tanpa hubungan seksual, juga dapat merusak hubungan (…) Memang lebih mudah membenarkan hubungan di dunia maya, namun konsekuensinya, seperti hilangnya kepercayaan atau perasaan sakit hati, bisa sama merusaknya seperti perselingkuhan nyata.”
Seks, kebohongan, dan Internet
Jadi, hubungan virtual sama merugikannya dengan perselingkuhan nyata… Atau, setidaknya, itulah kesimpulan yang ditemukan Dr. Monica Whitty dari University of Belfast. Setelah skandal Lewinsky, ada Monica lain yang memberikan kita definisi baru perselingkuhan di era digital. Apakah ini fenomena yang terjadi hanya di negara berbahasa Inggris?
Tidak juga, menurut Dr Alain Héril, psikoterapis dan terapis seks, yang pengalaman klinisnya di Prancis telah memberikan bukti kerusakan yang disebabkan oleh hubungan dunia maya:
“Wanita tertentu tidak bisa menghadapi menangani masalah ini dengan baik, sehingga membuat hubungan mereka putus. Mereka tidak terima pasangan mereka mengobrol intim dengan orang asing, dan menganggap ini sama dengan perselingkuhan tradisional. Dari sudut pandang mereka, kaum pria akan lebih cemburu jika ada indikasi bahwa hubungan di dunia maya tersebut semakin intim.”
Murni fantasi atau masuk ke kehidupan nyata?
Sebanyak 800 ribu pengguna Internet di Prancis menggunakan layanan kencan dunia maya, menurut penelitian Netvalue. Di antara para pengguna, “bermesraan di dunia maya” bisa menjadi aktivitas yang semakin sering dilakukan, meski sulit menemukan statistik yang dapat terpercaya dalam hal ini.
“Hubungan semacam ini sudah ada sejak diciptakannya Minitel (sebuah layanan dunia maya untuk mengirim pesan pada zaman pra-Internet dan ditampilkan di sebuah monitor, yang dibuat pada 1982) di Prancis, tapi dengan lahirnya web, fenomena ini benar-benar menjamur. Semakin modern, bentuk komunikasi ini sekarang memiliki gambar yang lebih baik dari leluhurnya, yang beralih dari hal-hal yang hanya terlarang menjadi pornografi,” jelas Dr. Alain Héril.
Apakah mereka yang berselancar di Internet ingin mencari apa yang hilang dalam hubungan yang tidak memuaskan? Dr. Mireille Bonierbale berpikir demikian. “Dengan melarikan diri dari pasangan melalui hubungan imajiner dan tidak melalui perselingkuhan yang sebenarnya, orang tersebut berusaha untuk mencari pengganti sesuatu yang hilang dalam hubungan mereka di dunia nyata. Ironisnya, kompromi psikologis ini akan memungkinkan beberapa pria untuk menemukan semacam keseimbangan sempurna dalam hidup. Oleh karena itu, hubungan virtual menggambarkan sebuah kehidupan nyata. ”
Tapi Alain Héril tidak menyetujui hal ini, yang menurutnya harus dikurangi: “Di bawah pengaruh moral Yahudi-Kristen, tampaknya masih sulit membayangkan phantasmagoria (berbaurnya rentetan gambar, citra, figur-figur yang menipu penglihatan, hingga kita susah membedakan yang nyata dan tidak) di luar pasangan kita. Namun demikian, imajinasi tersebut bisa memuaskan hasrat. Dan dunia maya bisa menjadi pemicu yang kuat untuk pemuasan fantasi seseorang. Bahkan jika hubungannya benar-benar memuaskan, pria tetap menjadi makhluk yang suka berfantasi.”
Menerima hubungan rahasia pasangan di dunia maya
Jika melihat perubahan tertentu dalam diri pasangan Anda, apakah Anda menjadi curiga? Apa yang akan Anda lakukan sebelum kecemburuan menjadi masalah besar? “Anda harus membicarakan masalah ini, tanpa menyerang pihak lain dan menempatkan dia dalam posisi yang defensif,” ujar Dr. Mireille Bonierbale.
Dr. Monica Whitty menyarankan bahwa, sebelum mulai untuk membahas topik-topik terlarang, Anda harus menetapkan beberapa aturan, sehingga kebebasan setiap individu masih terjaga pada kedua belah pihak. “Ini adalah sebuah solusi, tapi meski sudah ada kesepakatan, tidak mengherankan jika orang masih penasaran dengan apa yang pasangannya lakukan. Anda tidak pernah mencapai keseimbangan yang sempurna,” Dr. Alain Héril menyimpulkan.
Jadi, apakah hubungan di dunia maya adalah tanda ada masalah terselubung dalam hubungan, atau itu hanya pelampiasan untuk fantasi individu? Aturan yang paling penting di sini adalah tidak menyakiti pasangan dengan melakukan permainan yang kejam dan tidak wajar, atau untuk malah jadi kecanduan.
“Dunia maya adalah sebuah pemicu untuk fantasi, yang mungkin dipilih beberapa orang sebagai sebuah kenyataan, supaya mereka dapat mewujudkan semua keinginan mereka. Dengan cara ini, imajinasi dan fantasi harus secara teratur dibandingkan dan dikontraskan dengan kenyataan agar tidak menjadi hal yang merusak,” ujar Alain Héril.
Beberapa pasangan bisa saling mendapat keuntungan dari hubungan di dunia maya ini. Dengan melakukannya bersama, kegiatan ini benar-benar dapat merangsang gairah seksual.
Pada akhirnya, ini semua bergantung pada diri masing-masing untuk membedakan antara hubungan virtual dan nyata, sehingga beberapa klik tidak berakhir dengan tamparan!
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Choose Label

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani