Mitos tentang
Peradaban Atlantis pertama kali dicetuskan oleh seorang filsafat Yunani
kuno bernama Plato (427 – 347 SM) dalam buku Critias dan Timaeus
Dalam buku
Timaeus Plato menceritakan bahwa dihadapan selat Mainstay Haigelisi, ada
sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau
lainnya,
di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.
di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.
Dibagian lain
pada buku Critias adalah adik sepupu dari Critias mengisahkan tentang
Atlantis. Critias adalah murid dari ahli filsafat Socrates, tiga kali ia
menekankan keberadaan Atlantis dalam dialog. Kisahnya berasal dari
cerita lisan Joepe yaitu moyang lelaki Critias, sedangkan Joepe juga
mendengarnya dari seorang penyair Yunani bernama Solon (639-559 SM).
Solon adalah
yang paling bijaksana di antara 7 mahabijak Yunani kuno, suatu kali
ketika Solon berkeliling Mesir, dari tempat pemujaan makam leluhur
mengetahui legenda Atlantis.
Garis besar
kisah pada buku tersebut Ada sebuah daratan raksasa di atas Samudera
Atlantik arah barat Laut Tengah yang sangat jauh, yang bangga dengan
peradabannya yang menakjubkan. Ia menghasilkan emas dan perak yang tak
terhitung banyaknya.
Istana
dikelilingi oleh tembok emas dan dipagari oleh dinding perak. Dinding
tembok dalam istana bertahtakan emas, cemerlang dan megah. Di sana,
tingkat perkembangan
peradabannya
memukau orang. Memiliki pelabuhan dan kapal dengan perlengkapan yang
sempurna, juga ada benda yang bisa membawa orang terbang. Kekuasaannya
tidak hanya terbatas di Eropa, bahkan jauh sampai daratan Afrika.
Setelah dilanda gempa dahsyat,
tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.
tenggelamlah ia ke dasar laut beserta peradabannya, juga hilang dalam ingatan orang-orang.
Jika dibaca
dari sepenggal kisah diatas maka kita akan berpikiran bahwa Atlantis
merupakan sebuah peradaban yang sangat memukau. Dengan teknologi dan
ilmu pengetahuan pada waktu itu sudah menjadikannya sebuah bangsa yang
besar dan mempunyai kehidupan yang makmur.
Tapi kemudian
saya mempunyai pertanyaan, apakah itu hanya sebuah cerita untuk
pengantar tidur pada jamannya Plato atau memang Plato mempunyai bukti2
kuat dan otentik bahwa atlantis itu benar-benar pernah ada dalam
kehidupan di bumi ini?
Terdapat beberapa catatan tentang usaha para ilmuwan dan orang-orang dalam pencarian untuk membuktikan bahwa Atlantis itu benar-benar pernah ada.
Terdapat beberapa catatan tentang usaha para ilmuwan dan orang-orang dalam pencarian untuk membuktikan bahwa Atlantis itu benar-benar pernah ada.
Menurut
perhitungan versi Plato waktu tenggelamnya kerajaan Atlantis, kurang
lebih 11.150 tahun yang silam. Plato pernah beberapa kali mengatakan,
keadaan kerajaan Atlantis diceritakan turun-temurun. Sama sekali bukan
rekaannya sendiri. Plato bahkan pergi ke Mesir minta petunjuk biksu dan
rahib terkenal setempat waktu itu. Guru Plato yaitu Socrates ketika
membicarakan tentang kerajaan Atlantis juga menekankan, karena hal itu
adalah nyata, nilainya jauh lebih kuat dibanding kisah yang direkayasa.
Jika semua yang
diutarakan Plato memang benar-benar nyata, maka sejak 12.000 tahun
silam, manusia sudah menciptakan peradaban. Namun di manakah kerajaan
Atlantis itu? Sejak ribuan tahun silam orang-orang menaruh minat yang
sangat besar terhadap hal ini. Hingga abad ke-20 sejak tahun 1960-an,
laut Bermuda yang terletak di bagian barat Samudera Atlantik, di
kepulauan Bahama, dan laut di sekitar kepulauan Florida pernah
berturut-turut diketemukan keajaiban yang menggemparkan dunia.
Suatu hari di
tahun 1968, kepulauan Bimini di sekitar Samudera Atlantik di gugusan
Pulau Bahama, laut tenang dan bening bagaikan kaca yang terang, tembus
pandang hingga ke dasar laut. Beberapa penyelam dalam perjalanan kembali
ke kepulauan Bimini, tiba-tiba ada yang menjerit kaget. Di dasar laut
ada sebuah jalan besar! Beberapa penyelam secara bersamaan terjun ke
bawah, ternyata memang ada sebuah jalan besar membentang tersusun dari
batu raksasa. Itu adalah sebuah jalan besar yang dibangun dengan
menggunakan batu persegi panjang dan poligon, besar kecilnya batu
dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?
dan ketebalan tidak sama, namun penyusunannya sangat rapi, konturnya cemerlang. Apakah ini merupakan jalan posnya kerajaan Atlantis?
Awal tahun
‘70-an disekitar kepulauan Yasuel Samudera Atlantik, sekelompok peneliti
telah mengambil inti karang dengan mengebor pada kedalaman 800 meter di
dasar laut, atas ungkapan ilmiah, tempat itu memang benar-benar sebuah
daratan pada 12.000 tahun silam. Kesimpulan yang ditarik atas dasar
teknologi ilmu pengetahuan, begitu mirip seperti yang dilukiskan Plato!
Namun, apakah di sini tempat tenggelamnya kerajaan Atlantis?
Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia. Apakah ini dibangun oleh orang Atlantis?
Tahun 1974, sebuah kapal peninjau laut Uni Soviet telah membuat 8 lembar foto yang jika disarikan membentuk sebuah bangunan kuno mahakarya manusia. Apakah ini dibangun oleh orang Atlantis?
Tahun 1979,
ilmuwan Amerika dan Perancis dengan peranti instrumen yang sangat
canggih menemukan piramida di dasar laut “segitiga maut” laut Bermuda.
Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.
Panjang piramida kurang lebih 300 meter, tinggi kurang lebih 200 meter, puncak piramida dengan permukaan samudera hanya berjarak 100 meter, lebih besar dibanding piramida Mesir. Bagian bawah piramida terdapat dua lubang raksasa, air laut dengan kecepatan yang menakjubkan mengalir di dasar lubang.
Piramida besar
ini, apakah dibangun oleh orang-orang Atlantis? Pasukan kerajaan Atlan
pernah menaklukkan Mesir, apakah orang Atlantis membawa peradaban
piramida ke Mesir? Benua Amerika juga terdapat piramida, apakah berasal
dari Mesir atau berasal dari kerajaan Atlantis?
Tahun 1985, dua
kelasi Norwegia menemukan sebuah kota kuno di bawah areal laut
“segitiga maut”. Pada foto yang dibuat oleh mereka berdua, ada dataran,
jalan
besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan mutlak percaya terhadap apa yang mereka temukan itu adalah Benua Atlantis seperti yang dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu?
besar vertikal dan horizontal serta lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan (binatang), kuil, bantaran sungai dll. Mereka berdua mengatakan mutlak percaya terhadap apa yang mereka temukan itu adalah Benua Atlantis seperti yang dilukiskan oleh Plato. Benarkah itu?
Yang lebih
menghebohkan lagi adalah penelitian yang dilakukan oleh Aryso Santos,
seorang ilmuwan asal Brazil. Santos menegaskan bahwa Atlantis itu adalah
wilayah yang sekarang ini disebut Indonesia.
Dalam
penelitiannya selama 30 tahun yang ditulis dalam sebuah buku “Atlantis,
The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of
Plato’s Lost Civilization” dia menampilkan 33 perbandingan, seperti luas
wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang
akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem
terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang
diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno
Aztec di Meksiko.
Santos
menetapkan bahwa pada masa lalu Atlantis itu merupakan benua yang
membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa,
Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai
pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan
dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Sedangkan
menurut Plato Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung
berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar
bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene).
Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang
sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka
tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang
mencair.Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung
Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di
Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan
puncak gunung yang meletus pada saat itu.
Letusan yang
paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang
memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat
dataran Sunda.
Santos berbeda
dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu
berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung
berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera
sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung
berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan
luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai
benua.
Tekanan ini
mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang
meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang
dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha
mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato
telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang
katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada
di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer
Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan
bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena
ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.”
Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada
kebenaran.”
Namun, ada
beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat.
Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan
oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua,
jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di
antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung,
Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari
gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ini ada lagi
yang lebih unik dari Santos dan kawan-kawan tentang usaha untuk menguak
misteri Atlantis. Sarjana Barat secara kebetulan menemukan seseorang
yang mampu mengingat kembali dirinya sebagai orang Atlantis di kehidupan
sebelumnya “Inggrid Benette”. Beberapa penggal kehidupan dan kondisi
sosial dalam ingatannya masih membekas, sebagai bahan masukan agar bisa
merasakan secara gamblang peradaban tinggi Atlantis. Dan yang terpenting
adalah memberikan kita petunjuk tentang mengapa Atlantis musnah. Di
bawah ini adalah ingatan Inggrid Bennette.
Kehidupan yang Dipenuhi Kecerdasan
Dalam kehidupan sebelumnya di Atlantis, saya adalah seorang yang berpengetahuan luas, dipromosikan sebagai kepala energi wanita “Pelindung Kristal” (setara dengan seorang kepala pabrik pembangkit listrik sekarang). Pusat energi ini letaknya pada sebuah ruang luas yang bangunannya beratap lengkung. Lantainya dari pasir dan batu tembok, di tengah-tengah kamar sebuah kristal raksasa diletakkan di atas alas dasar hitam.
Dalam kehidupan sebelumnya di Atlantis, saya adalah seorang yang berpengetahuan luas, dipromosikan sebagai kepala energi wanita “Pelindung Kristal” (setara dengan seorang kepala pabrik pembangkit listrik sekarang). Pusat energi ini letaknya pada sebuah ruang luas yang bangunannya beratap lengkung. Lantainya dari pasir dan batu tembok, di tengah-tengah kamar sebuah kristal raksasa diletakkan di atas alas dasar hitam.
Fungsinya
adalah menyalurkan energi ke seluruh kota. Tugas saya melindungi kristal
tersebut. Pekerjaan ini tak sama dengan sistem operasional pabrik
sekarang, tapi dengan menjaga keteguhan dalam hati, memahami jiwa
sendiri, merupakan bagian penting dalam pekerjaan, ini adalah sebuah
instalasi yang dikendalikan dengan jiwa. Ada seorang lelaki yang cerdas
dan pintar, ia adalah “pelindung” kami, pelindung lainnya wanita.
Rambut saya
panjang berwarna emas, rambut digelung dengan benda rajutan emas, persis
seperti zaman Yunani. Rambut disanggul tinggi, dengan gulungan bengkok
jatuh bergerai di atas punggung. Setiap hari rambutku ditata oleh ahli
penata rambut, ini adalah sebagian pekerjaan rutin. Filsafat yang
diyakini orang Atlantis adalah bahwa “tubuh merupakan kuilnya jiwa”,
oleh karena itu sangat memperhatikan kebersihan tubuh dan cara
berbusana, ini merupakan hal yang utama dalam kehidupan.
Saya mengenakan
baju panjang tembus pandang, menggunakan daun pita emas yang diikat di
pinggang belakang setelah disilang di depan dada. Lelaki berpakaian rok
panjang juga rok pendek, sebagian orang memakai topi, sebagian tidak,
semuanya dibuat dengan bahan putih bening yang sama. Seperti pakaian
seragam, namun di masa itu, sama sekali tidak dibedakan, mengenakan ini
hanya menunjukkan sebuah status, melambangkan kematangan jiwa raga kita.
Ada juga yang mengenakan pakaian warna lain, namun dari bahan bening
yang sama, mereka mengenakan pakaian yang berwarna karena bertujuan
untuk pengobatan. Hubungannya sangat besar dengan ketidakseimbangan
pusat energi tubuh, warna yang spesifik memiliki fungsi pengobatan.
Berkomunikasi dengan Hewan
Saya sering pergi mendengarkan nasihat lumba-lumba. Lumba-lumba hidup di sebuah tempat yang dibangun khusus untuk mereka. Sebuah area danau besar yang indah, mempunyai undakan raksasa yang menembus ke tengah danau. Pilar dua sisi undakan adalah tiang yang megah, sedangkan area danau dihubungkan dengan laut melalui terusan besar. Di siang hari lumba-lumba berenang di sana, bermain-main, setelah malam tiba kembali ke lautan luas. Lumba-lumba bebas berkeliaran, menandakan itu adalah tempat yang sangat istimewa. Lumba-lumba adalah sahabat karib dan penasihat kami. Mereka sangat pintar, dan merupakan sumber keseimbangan serta keharmonisan masyarakat kami. Hanya sedikit orang pergi mendengarkan bahasa intelek lumba-lumba.
Berkomunikasi dengan Hewan
Saya sering pergi mendengarkan nasihat lumba-lumba. Lumba-lumba hidup di sebuah tempat yang dibangun khusus untuk mereka. Sebuah area danau besar yang indah, mempunyai undakan raksasa yang menembus ke tengah danau. Pilar dua sisi undakan adalah tiang yang megah, sedangkan area danau dihubungkan dengan laut melalui terusan besar. Di siang hari lumba-lumba berenang di sana, bermain-main, setelah malam tiba kembali ke lautan luas. Lumba-lumba bebas berkeliaran, menandakan itu adalah tempat yang sangat istimewa. Lumba-lumba adalah sahabat karib dan penasihat kami. Mereka sangat pintar, dan merupakan sumber keseimbangan serta keharmonisan masyarakat kami. Hanya sedikit orang pergi mendengarkan bahasa intelek lumba-lumba.
Saya sering
berenang bersama mereka, mengelus mereka, bermain-main dengan mereka,
serta mendengarkan nasihat mereka. Kami sering bertukar pikiran melalui
telepati. Energi mereka membuat saya penuh vitalitas sekaligus memberiku
kekuatan. Saya dapat berjalan-jalan sesuai keinginan hati, misalnya
jika saya ingin pergi ke padang luas yang jauh jaraknya, saya memejamkan
mata dan memusatkan pikiran pada tempat tersebut. Akan ada suatu suara
“wuung” yang ringan, saya membuka mata, maka saya sudah berada di tempat
itu.
Saya paling
suka bersama dengan Unicorn (kuda terbang). Mereka sama seperti kuda
makan rumput di padang belantara. Unicorn memiliki sebuah tanduk di atas
kepalanya, sama seperti ikan lumba-lumba, kami kontak lewat hubungan
telepati. Secara relatif, pikiran Unicorn sangat polos. Kami acap kali
bertukar pikiran, misalnya, “Aku ingin berlari cepat”. Unicorn akan
menjawab: “Baiklah”. Kita lari bersama, rambut kami berterbangan tertiup
angin. Jiwa mereka begitu tenang, damai menimbulkan rasa hormat.
Unicorn tidak pernah melukai siapa pun, apalagi mempunyai pikiran atau
maksud jahat, ketika menemui tantangan sekalipun akan tetap demikian.
Saya sering
kali merasa sedih pada orang zaman sekarang, sebab sama sekali tidak
percaya dengan keberadaan hewan ini, ada seorang pembina jiwa mengatakan
kepadaku: “Saat ketika kondisi dunia kembali pada keseimbangan dan
keharmonisan, semua orang saling menerima, saling mencintai, saat itu
Unicorn akan kembali”.
Lingkungan yang Indah Permai
Di timur laut Atlantis terdapat sebidang padang rumput yang sangat luas. Padang rumput ini menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya suka duduk bermeditasi di sana. Aromanya begitu hangat. Kegunaan dari bunga segar sangat banyak, maka ditanam secara luas. Misalnya, bunga yang berwarna biru dan putih ditanam bersama, ini bukan saja sangat menggoda secara visual, sangat dibutuhkan buat efektivitas getaran. Padang rumput ini dirawat oleh orang yang mendapat latihan khusus dan berkualitas tinggi serta kaya pengetahuan. “Ahli ramuan” mulai merawat mereka sejak tunas, kemudian memetik dan mengekstrak sari pati kehidupannya.
Di timur laut Atlantis terdapat sebidang padang rumput yang sangat luas. Padang rumput ini menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya suka duduk bermeditasi di sana. Aromanya begitu hangat. Kegunaan dari bunga segar sangat banyak, maka ditanam secara luas. Misalnya, bunga yang berwarna biru dan putih ditanam bersama, ini bukan saja sangat menggoda secara visual, sangat dibutuhkan buat efektivitas getaran. Padang rumput ini dirawat oleh orang yang mendapat latihan khusus dan berkualitas tinggi serta kaya pengetahuan. “Ahli ramuan” mulai merawat mereka sejak tunas, kemudian memetik dan mengekstrak sari pati kehidupannya.
Di lingkungan
kerja di Atlantis, jarang ada yang berposisi rendah. Serendah apa pun
pekerjaannya, tetap dipandang sebagai anggota penting di dalam
masyarakat kami. Masyarakat terbiasa dengan menghormati dan memuji
kemampuan orang lain. Yang menanam buah, sayur-mayur, dan penanam jenis
kacang-kacangan juga hidup di timur laut. Sebagian besar adalah ahli
botani, ahli gizi dan pakar makanan lainnya. Mereka bertanggung jawab
menyediakan makanan bagi segenap peradaban kami.
Sebagian besar orang ditetapkan sebagai pekerja
fisik, misalnya
tukang kebun dan tukang bangunan. Hal itu akan membuat kondisi tubuh
mereka tetap stabil. Sebagian kecil dari mereka mempunyai kecerdasan,
pengaturan pekerjaan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kecerdasan
mereka. Orang Atlantis menganggap, bahwa pekerjaan fisik lebih
bermanfaat, ini membuat emosi (perasaan) mereka mendapat keseimbangan,
marah dan suasana hati saat depresi dapat diarahkan secara konstruktif,
lagi pula tubuh manusia terlahir untuk pekerjaan fisik, hal tersebut
telah dibuktikan. Namun, selalu ada pengecualian, misalnya lelaki yang
kewanitaan atau sebaliknya, pada akhirnya, orang pintar akan membimbing
orang-orang ini bekerja yang sesuai dengan kondisi mereka. Setiap orang
akan menuju ke kecerdasan, berperan sebagai tokoh sendiri, semua ini
merupakan hal yang paling mendasar.
Seluruh
kehidupan Atlantis merupakan himpunan keharmonisan yang tak terikat
secara universal bagi tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan dan sayur-mayur.
Setiap orang merupakan partikel bagiannya, setiap orang tahu, bahwa
pengabdian mereka sangat dibutuhkan. Di Atlantis tidak ada sistem
keuangan, hanya ada aktivitas perdagangan. Kami tidak pernah membawa
dompet atau kunci dan sejenisnya. Jarang ada keserakahan atau
kedengkian, yang ada hanya kebulatan tekad.
Teknologi yang Tinggi
Di Atlantis ada sarana terbang yang modelnya mirip “piring terbang” (UFO), mereka menggunakan medan magnet mengendalikan energi perputaran dan pendaratan, sarana hubungan jenis ini biasa digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan jarak pendek hanya menggunakan katrol yang dapat ditumpangi dua orang. Ia mempunyai sebuah mesin yang mirip seperti kapal hidrofoil, prinsip kerja sama dengan alat terbang, juga menggunakan medan energi magnet. Yang lainnya seperti makanan, komoditi rumah tangga atau barang-barang yang berukuran besar, diangkut dengan cara yang sama menggunakan alat angkut besar yang disebut “Subbers.”
Di Atlantis ada sarana terbang yang modelnya mirip “piring terbang” (UFO), mereka menggunakan medan magnet mengendalikan energi perputaran dan pendaratan, sarana hubungan jenis ini biasa digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan jarak pendek hanya menggunakan katrol yang dapat ditumpangi dua orang. Ia mempunyai sebuah mesin yang mirip seperti kapal hidrofoil, prinsip kerja sama dengan alat terbang, juga menggunakan medan energi magnet. Yang lainnya seperti makanan, komoditi rumah tangga atau barang-barang yang berukuran besar, diangkut dengan cara yang sama menggunakan alat angkut besar yang disebut “Subbers.”
Atlantis adalah
sebuah peradaban yang sangat besar, kami berkomunikasi menggunakan
kapal untuk menyiarkan berita ke berbagai daerah. Sebagian besar
informasi diterima oleh “orang pintar” melalui respons batin, mereka
memiliki kemampuan menerima dengan cara yang istimewa, ini mirip dengan
stasiun satelit penerima, dan sangat akurat. Maka, pekerjaan mereka
adalah duduk dan menerima informasi yang disalurkan dari tempat lain.
Sebenarnya, dalam pekerjaan, cara saya mengoperasikan kristal besar,
juga dikerjakan melalui hati.
Pengobatan yang Maju
Dalam peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan yang digunakan, semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian dan paduan ramuan, dengan mengembangkan efektivitas pengobatan secara keseluruhan.
Pengobatan yang Maju
Dalam peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan yang digunakan, semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian dan paduan ramuan, dengan mengembangkan efektivitas pengobatan secara keseluruhan.
Pusat
pengobatan adalah sebuah tempat yang banyak kamarnya. Saat penderita
masuk, sebuah warna akan dicatat di tembok. Lalu pasien diarahkan ke
sebuah kamar khusus untuk menentukan pengobatan. Di kamar pertama,
asisten yang terlatih baik dan berpengetahuan luas tentang pengobatan
akan mendeteksi frekwensi getaran pada tubuh pasien. Informasi dialihkan
ke kamar lainnya. Di kamar tersebut, sang pasien akan berbaring di atas
granit yang datar, sedangkan asisten lainnya akan mengatur rancangan
pengobatan yang sesuai untuk pasien.
Setelah itu,
kamar akan dipenuhi musik terapi, kristal khusus akan diletakkan di
pasien. Seluruh kamar penuh dengan wewangian yang lembut, terakhir akan
tampak sebuah warna. Selanjutnya, pasien diminta merenung, agar energi
pengobatan meresap ke dalam tubuh. Dengan demikian, semua indera yang
ada akan sehat kembali, “warna” menyembuhkan indera penglihatan, “aroma
tumbuh-tumbuhan” menyembuhkan indera penciuman, “musik yang merdu”
menyembuhkan indera pendengaran, dan terakhir, “air murni” menyembuhkan
indera perasa. Saat meditasi selesai, harus minum air dari tabung.
Energinya
sangat besar, bagaikan seberkas sinar, menyinari tubuh dari atas hingga
ke bawah. Seluruh tubuh bagai telah terpenuhi. Teknik pengobatan selalu
berkaitan dengan “medan magnet” dan “energi matahari” , sekaligus
merupakan pengobatan secara fisik dan kejiwaan.
Pendidikan Anak yang Ketat
Saat bayi masih dalam kandungan, sudah diberikan suara, musik serta bimbingan kecerdasan pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, “orang pintar” akan memberikan pengarahan kepada orang tua sang calon anak. Sejak sang bayi lahir, orang tua merawat dan mendidiknya di rumah, menyayangi dan mencintai anak mereka. Di siang hari, anak-anak akan dititipkan di tempat penitipan anak, mendengar musik di sana, melihat getaran warna dan cerita-cerita yang berhubungan dengan cara berpikiran positif dan kisah bertema filosofis.
Saat bayi masih dalam kandungan, sudah diberikan suara, musik serta bimbingan kecerdasan pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, “orang pintar” akan memberikan pengarahan kepada orang tua sang calon anak. Sejak sang bayi lahir, orang tua merawat dan mendidiknya di rumah, menyayangi dan mencintai anak mereka. Di siang hari, anak-anak akan dititipkan di tempat penitipan anak, mendengar musik di sana, melihat getaran warna dan cerita-cerita yang berhubungan dengan cara berpikiran positif dan kisah bertema filosofis.
Pusat
pendidikan anak, terdapat di setiap tempat. Anak-anak dididik untuk
menjadi makhluk hidup yang memiliki inteligensi sempurna. Belajar
membuka pikiran, agar jasmani dan rohani mereka bisa bekerja sama. Di
tahap perkembangan anak, orang pintar memegang peranan yang sangat
besar, pendidik mempunyai posisi terhormat dalam masyarakat Atlantis,
biasanya baru bisa diperoleh ketika usia mencapai 60-120 tahun,
tergantung pertumbuhan inteligensi. Dan merupakan tugas yang didambakan
setiap orang.
Di seluruh
wilayah, setiap orang menerima pendidikan sejak usia 3 tahun. Mereka
menerima pendidikan di dalam gedung bertingkat. Di depan gedung sekolah
terdapat lambang pelangi, pelangi adalah lambang pusat bimbingan.
Pelajaran utamanya adalah mendengar dan melihat. Sang murid santai
berbaring atau duduk, sehingga ruas tulang belakang tidak mengalami
tekanan. Metode lainnya adalah merenung, mata ditutup dengan perisai
mata, dalam perisai mata ditayangkan berbagai macam warna. Pada kondisi
merenung, metode visualisasi seperti ini sangat efektif. Bersamaan itu
juga diberi pita kaset bawah sadar. Saat tubuh dan otak dalam keadaan
rileks, pengetahuan mengalir masuk ke bagian memori otak besar. Ini
merupakan salah satu metode belajar yang paling efektif, sebab ia telah
menutup semua jalur informasi yang dapat mengalihkan perhatian. “Orang
pintar” membimbing si murid, tergantung tingkat kemampuan menyerap sang
anak, dan memudahkan melihat bakat tertentu yang dimilikinya. Dengan
begini, setiap anak memiliki kesempatan yang sama mengembangkan
potensinya.
Pemikiran maju
yang positif dan frekwensi getaran merupakan kunci utama dalam masa
belajar dan meningkatkan/mendorong wawasan sanubari terbuka. Semakin
tinggi tingkat frekwensi getaran pada otak, maka frekwensi getaran pada
jiwa semakin tinggi. Semakin positif kesadaran inheren, maka semakin
mencerminkan kesadaran ekstrinsik maupun kesadaran terpendam. Ketika
keduanya serasi, akan membuka wawasan dunia yang positif: Jika keduanya
tidak serasi, maka orang akan hanyut pada keserakahan dan kekuasaan.
Bagi orang Atlantis, mengendalikan daya pikir orang lain adalah cara
hidup yang tak beradab, dan ini tidak dibenarkan.
Dalam buku
sejarah kami, kami pernah merasa tidak aman dan tenang. Karakter leluhur
kami yang tak beradab masih saja mempengaruhi masyarakat kami waktu
itu. Misalnya, memilih binatang untuk percobaan. Namun, kaidah
inteligensi dengan keras melarang mencampuri kehidupan orang lain.
Meskipun kita tahu ada risikonya, namun kita tidak boleh memaksa atau
menghukum orang lain, sebab setiap orang harus bertanggung jawab atas
perkembangan sanubarinya sendiri. Pada masyarakat itu, rasa tidak aman
adalah demi untuk mendapatkan keamanan. Filsafat seperti ini sangat
baik, dan sangat dihormati orang-orang ketika itu, ia adalah pelindung
kami.
Kiamat yang Melanda Atlantis
Saya tidak bersuami. Pada waktu itu, orang-orang tidak ada ikatan perkawinan. Jika Anda bermaksud mengikat seseorang, maka akan melaksanakan sebuah upacara pengikatan. Pengikatan tersebut sama sekali tidak ada efek hukum atau kekuatan yang mengikat, hanya berdasarkan pada perasaan hati. Kehidupan seks orang Atlantis sangat dinamis untuk mempertahankan kesehatan. Saya memutuskan hidup bersamanya berdasarkan kesan akan seks, inteligensi dan daya tarik. Di masa itu, seks merupakan sebuah bagian penting dalam kehidupan, seks sama pentingnya dengan makan atau tidur. Ini adalah bagian dari “keberadaan hidup secara keseluruhan”, lagi pula tubuh kami secara fisik tidak menampakkan usia kami, umumnya kami dapat hidup hingga berusia 200 tahun lamanya.
Saya tidak bersuami. Pada waktu itu, orang-orang tidak ada ikatan perkawinan. Jika Anda bermaksud mengikat seseorang, maka akan melaksanakan sebuah upacara pengikatan. Pengikatan tersebut sama sekali tidak ada efek hukum atau kekuatan yang mengikat, hanya berdasarkan pada perasaan hati. Kehidupan seks orang Atlantis sangat dinamis untuk mempertahankan kesehatan. Saya memutuskan hidup bersamanya berdasarkan kesan akan seks, inteligensi dan daya tarik. Di masa itu, seks merupakan sebuah bagian penting dalam kehidupan, seks sama pentingnya dengan makan atau tidur. Ini adalah bagian dari “keberadaan hidup secara keseluruhan”, lagi pula tubuh kami secara fisik tidak menampakkan usia kami, umumnya kami dapat hidup hingga berusia 200 tahun lamanya.
Ada juga yang
orang berhubungan seks dengan hewan, atau dengan setengah manusia
separuh hewan, misalnya, tubuh seekor kuda yang berkepala manusia. Di
saat itu, orang Atlantis dapat mengadakan transplantasi kawin silang,
demi keharmonisan manusia dan hewan pada alam, namun sebagian orang
melupakan hal ini, titik tolak tujuan mereka adalah seks. Orang yang
sadar mengetahui bahwa ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan pada
masyarakat kami, orang-orang sangat cemas dan takut terhadap hal ini,
tetapi tidak ada tindakan preventif. Ini sangat besar hubungannya dengan
keyakinan kami, manusia memiliki kebebasan untuk memilih, dan seseorang
tidak boleh mengganggu pertumbuhan inteligensi orang lain. Orang yang
memilih hewan sebagai lawan main, biasanya kehilangan keseimbangan pada
jiwanya, dan dianggap tidak matang.
Teknologi Maju yang Lalim
Pada masa kehidupan saya, kami tahu Atlantis telah sampai di pengujung ajal. Di antara kami ada sebagian orang yang tahu akan hal ini, namun, adalah sebagian besar orang sengaja mengabaikannya, atau tidak tertarik terhadap hal ini. Unsur materiil telah kehilangan keseimbangan. Teknologi sangat maju. Misalnya, polusi udara dimurnikan, suhu udara disesuaikan. Majunya teknologi, hingga kami mulai mengubah komposisi udara dan air. Terakhir ini menyebabkan kehancuran Atlantis.
Pada masa kehidupan saya, kami tahu Atlantis telah sampai di pengujung ajal. Di antara kami ada sebagian orang yang tahu akan hal ini, namun, adalah sebagian besar orang sengaja mengabaikannya, atau tidak tertarik terhadap hal ini. Unsur materiil telah kehilangan keseimbangan. Teknologi sangat maju. Misalnya, polusi udara dimurnikan, suhu udara disesuaikan. Majunya teknologi, hingga kami mulai mengubah komposisi udara dan air. Terakhir ini menyebabkan kehancuran Atlantis.
Empat unsur
pokok yakni: angin, air, api, dan tanah adalah yang paling fundamental
dari galaksi dan bumi kami ini, basis materiil yang paling stabil.
Mencoba menyatukan atau mengubah unsur pokok ini telah melanggar hukum
alam. Ilmuwan bekerja dan hidup di bagian barat Atlantis, mereka
“mengalah” pada keserakahan, demi kekuasaan dan kehormatan pribadi
bermaksud “mengendalikan” 4 unsur pokok. Kini alam tahu, hal ini telah
mengakibatkan kehancuran total. Mereka mengira dirinya di atas orang
lain, mereka berkhayal sebagai tokoh Tuhan, ingin mengendalikan unsur
pokok dasar pada bintang tersebut.
Menjelang Hari Kiamat
Ramalan “kiamat” pernah beredar secara luas, namun hanya orang yang pintar dan yang mengikuti jalan spritual yang tahu penyebabnya. Akhir dari peradaban kami hanya disebabkan oleh segelintir manusia! Ramalan mengatakan: “Bumi akan naik, Daratan baru akan muncul, semua orang mulai berjuang lagi. Hanya segelintir orang bernasib mujur akan hidup, mereka akan menyebar ke segala penjuru di daratan baru, dan kisah Atlantis akan turun-temurun, kami akan kembali ke masa lalu”. Menarik pelajaran, Lumba-lumba pernah memberitahu kami hari “kiamat” akan tiba, kami tahu saat-saat tersebut semakin dekat, sebab telah dua pekan tidak bertemu lumba-lumba. Mereka memberitahu saat kami akan pergi ke sebuah tempat yang tenang, dan menjaga bola kristal, lumba-lumba memberitahu kami dapat pergi dengan aman ke barat.
Ramalan “kiamat” pernah beredar secara luas, namun hanya orang yang pintar dan yang mengikuti jalan spritual yang tahu penyebabnya. Akhir dari peradaban kami hanya disebabkan oleh segelintir manusia! Ramalan mengatakan: “Bumi akan naik, Daratan baru akan muncul, semua orang mulai berjuang lagi. Hanya segelintir orang bernasib mujur akan hidup, mereka akan menyebar ke segala penjuru di daratan baru, dan kisah Atlantis akan turun-temurun, kami akan kembali ke masa lalu”. Menarik pelajaran, Lumba-lumba pernah memberitahu kami hari “kiamat” akan tiba, kami tahu saat-saat tersebut semakin dekat, sebab telah dua pekan tidak bertemu lumba-lumba. Mereka memberitahu saat kami akan pergi ke sebuah tempat yang tenang, dan menjaga bola kristal, lumba-lumba memberitahu kami dapat pergi dengan aman ke barat.
Banyak orang
meninggalkan Atlantis mencari daratan baru. Sebagian pergi sampai ke
Mesir, ada juga menjelang “kiamat” meninggalkan Atlantis dengan kapal
perahu, ke daratan baru yang tidak terdapat di peta. Daratan-daratan ini
bukan merupakan bagian dari peradaban kami, oleh karena itu tidak dalam
perlindungan kami. Banyak yang merasa kecewa dan meninggalkan kami,
aktif mencari lingkungan yang maju dan aman. Oleh karenanya, Atlantis
nyaris tidak ada pendatang. Namun, setelah perjalanan segelintir orang
hingga ke daratan yang “aneh”, mereka kembali dengan selamat. Dan
keadaan negerinya paling tidak telah memberi tahu kami pengetahuan
tentang kehidupan di luar Atlantis.
Saya memilih
tetap tinggal, memastikan kristal energi tidak mengalami kerusakan apa
pun, hingga akhir. Kristal selalu menyuplai energi ke kota. Saat
beberapa pekan terakhir, kristal ditutup oleh pelindung transparan yang
dibuat dari bahan khusus. Mungkin suatu saat nanti, ia akan ditemukan,
dan digunakan sekali lagi untuk maksud baik. Saat kristal ditemukan, ia
akan membuktikan peradaban Atlantis, sekaligus menyingkap misteri lain
yang tak terungkap selama beberapa abad.
Saya masih
tetap ingat hari yang terpanjang, hari terakhir, detik terakhir, bumi
kandas, gempa bumi, letusan gunung berapi, bencana kebakaran. Lempeng
bumi saling bertabrakan dengan keras. Bumi sedang mengalami kehancuran,
orang-orang di dalam atap lengkung bangunan kristal bersikap menyambut
saat kedatangannya.
Jiwa saya
sangat tenang. Sebuah gedung berguncang keras. Saya ditarik seseorang ke
atas tembok, kami saling berpelukan. Saya berharap bisa segera mati. Di
langit asap tebal bergulung-gulung, saya melihat lahar bumi menyembur,
kobaran api merah mewarnai langit. Ruang dalam rumah penuh dengan asap,
kami sangat sesak. Lalu saya pingsan, selanjutnya, saya ingat roh saya
terbang ke arah terang. Saya memandang ke bawah dan terlihat daratan
sedang tenggelam. Air laut bergelora, menelan segalanya. Orang-orang
lari ke segala penjuru, jika tidak ditelan air dahsyat pasti jatuh ke
dalam kawah api. Saya mendengar dengan jelas suara jeritan. Bumi seperti
sebuah cerek air raksasa yang mendidih, bagai seekor binatang buas yang
kelaparan, menggigit dan menelan semua buruannya. Air laut telah
menenggelamkan daratan.
Sumber Kehancuran
Lewat ingatan Inggrid Benette, diketahui tingkat perkembangan teknologi bangsa Atlantis, berbeda sekali dengan peradaban kita sekarang, bahkan pengalamannya akan materiil berbeda dengan ilmu pengetahuan modern, sebaliknya mirip dengan ilmu pengetahuan Tiongkok kuno, berkembang dengan cara yang lain. Peradaban seperti ini jauh melampaui peradaban sekarang. Mendengarnya saja seperti membaca novel fiktif. Bandingkan dengan masa kini, kemampuan jiwa bangsa Atlantis sangat diperhatikan, bahkan mempunyai kemampuan supernormal, mampu berkomunikasi dengan hewan, yang diperhatikan orang sekarang adalah pintar dan berbakat, dicekoki berbagai pengetahuan, namun mengabaikan kekuatan dalam.
Lewat ingatan Inggrid Benette, diketahui tingkat perkembangan teknologi bangsa Atlantis, berbeda sekali dengan peradaban kita sekarang, bahkan pengalamannya akan materiil berbeda dengan ilmu pengetahuan modern, sebaliknya mirip dengan ilmu pengetahuan Tiongkok kuno, berkembang dengan cara yang lain. Peradaban seperti ini jauh melampaui peradaban sekarang. Mendengarnya saja seperti membaca novel fiktif. Bandingkan dengan masa kini, kemampuan jiwa bangsa Atlantis sangat diperhatikan, bahkan mempunyai kemampuan supernormal, mampu berkomunikasi dengan hewan, yang diperhatikan orang sekarang adalah pintar dan berbakat, dicekoki berbagai pengetahuan, namun mengabaikan kekuatan dalam.
Bangsa Atlantis
mementingkan “inteligensi jiwa” dan “tubuh” untuk mengembangkan seluruh
potensi terpendam pada tubuh manusia, hal ini membuat peradaban mereka
bisa berkembang pesat dalam jangka panjang dan penyebab utama tidak
menimbulkan gejala ketidakseimbangan. Mengenai punahnya peradaban
Atlantis, layak direnungkan orang sekarang. Plato menggambarkan
kehancuran Atlantis dalam dialognya sebagai berikut:
“Hukum yang
diterapkan Dewa Laut membuat rakyat Atlantis hidup bahagia, keadilan
Dewa Laut mendapat penghormatan tinggi dari seluruh dunia, peraturan
hukum diukir di sebuah tiang tembaga oleh raja-raja masa sebelumnya,
tiang tembaga diletakkan di tengah di dalam pulau kuil Dewa Laut. Namun
masyarakat Atlantis mulai bejat, mereka yang pernah memuja dewa palsu
menjadi serakah, maunya hidup enak dan menolak kerja dengan hidup
berfoya-foya dan serba mewah.”
Plato yang acap kali sedih terhadap sifat manusia mengatakan:
“Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan.”
Hancurnya peradaban disebabkan oleh segelintir manusia, banyak yang tahu sebabnya, akan tetapi sebagian besar orang mengabaikannya, maka timbul kelongsoran besar, dalam akhlak dan tidak dapat tertolong. Maka, sejumlah kecil orang berbuat kesalahan tidak begitu menakutkan, yang menakutkan adalah ketika sebagian besar orang “mengabaikan kesalahan”, hingga “membiarkan perubahan” selanjutnya diam-diam “menyetujui kejahatan”, tidak dapat membedakan benar dan salah, kabar terhadap kesalahan mengakibatkan kesenjangan sifat manusia, moral masyarakat merosot dahsyat, mendorong peradaban ke jalan buntu.
“Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan.”
Hancurnya peradaban disebabkan oleh segelintir manusia, banyak yang tahu sebabnya, akan tetapi sebagian besar orang mengabaikannya, maka timbul kelongsoran besar, dalam akhlak dan tidak dapat tertolong. Maka, sejumlah kecil orang berbuat kesalahan tidak begitu menakutkan, yang menakutkan adalah ketika sebagian besar orang “mengabaikan kesalahan”, hingga “membiarkan perubahan” selanjutnya diam-diam “menyetujui kejahatan”, tidak dapat membedakan benar dan salah, kabar terhadap kesalahan mengakibatkan kesenjangan sifat manusia, moral masyarakat merosot dahsyat, mendorong peradaban ke jalan buntu.
Kita sebagai
orang modern, dapatlah menjadikan sejarah sebagai cermin pelajaran,
merenungi kembali ilmu yang kita kembangkan, yang mengenal kehidupan
hanya berdasarkan pengenalan yang objektif terhadap dunia materi yang
nyata, dan mengabaikan hakikat kehidupan dalam jiwa. Makna kehidupan
sejati, berangsur menjadi bisnis memenuhi nafsu materiil, seperti
ilmuwan Atlantis, segelintir orang tunduk pada keserakahan, tidak
mempertahankan kebenaran, demi kekuasaan dan kemuliaan, mengembangkan
teknologi yang salah, merusak lingkungan hidup. Apakah kita sedang
berbuat kesalahan yang sama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar