Unic29.com - Kasus gadis remaja yang melakukan hubungan seks di
luar nikah semakin banyak terdengar. Masalah ini tak hanya dialami di
tanah air, namun juga dialami oleh banyak negara di berbagai belahan
bumi.
Maraknya tontonan berbau seks dan mudahnya akses internet untuk mendapat berbagai macam konten agaknya memicu remaja melakukan seks di luar nikah.
Seperti
dilansir mid-day.com, berikut adalah faktor-faktor yang berperan dalam
peningkatan kasus gadis remaja yang melakukan seks di luar nikah.
1. Orangtua yang cuek
Orangtua
yang menutup mata terhadap perilaku dan tindakan anak remajanya justru
makin mendorong remaja untuk berhubungan seks. Demikian kesimpulan
sebuah penelitian yang mencoba mencari kaitan antara pengasuhan dengan
peningkatan aktivitas seksual pada remaja.
“Belum ditemukan kaitan
antara orangtua yang sangat mengontrol perilaku anak-anaknya dengan
peningkatan aktifitas seksual pada remaja. Meskipun demikian, anak-anak
tetap perlu diberi kebebasan,” kata peneliti, Rebekah Levine Coley.
2. Konsumsi alkohol
Kebiasaan minum alkohol atau minuman keras membuat remaja tak bisa
mengendalikan perilakunya, termasuk dalam melakukan aktifitas seks.
Akibatnya bisa berisiko terkena penyakit menular seksual.
3. Bacaan remaja yang bermuatan seks
Membaca buku adalah kebiasaan yang baik. Tapi sebuah penelitian
menemukan bahwa buku remaja populer terkadang memuat kisah-kisah seksual
yang eksplisit. Artinya, orangtua perlu memantau bahan bacaan remaja
gadisnya. Tidak semua bahan bacaan baik untuk dibaca.
“Buku yang
ditujukan untuk anak berusia 12 13 tahun tak kalah menariknya dengan
bacaan untuk usia 14 tahun ke atas. Apalagi, seks yang sehat, aman dan
konsekuensi dari hubungan seks hampir tidak pernah disebutkan dalam
novel,” kata Sarah Coyne, psikolog di Universitas Brigham Young.
4. Perilaku lesbianisme pada remaja meningkat
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa jumlah gadis remaja
yang melakukan kontak seksual dengan sesama wanita makin banyak
dibanding sebelumnya. Menurut data statistik, 11% gadis berusia 17 tahun
telah melakukan kontak seksual dengan gadis remaja lain. Padahal pada
tahun 2002, angkanya hanya 5%.
5. Gadget
Sebuah penelitian menemukan makin banyak gadis yang menginjak usia awal
remaja melakukan sexting, yaitu mengirimkan SMS dengan kata-kata
bermuatan seks. Bahkan remaja putri ini juga mengirim foto seksinya
kepada pacar.
“Jumlah pelaku sexting terus meningkat. Kami menemukan
banyak bukti gadis remaja berusia 12 13 tahun dipaksa mengirimkan foto
seksinya oleh pacar,” kata Jon Brown, kepala program kekerasan seksual
National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC) di
Inggris.
6. Bermasalah dengan berat badan
Sebuah penelitian menemukan bahwa kelebihan berat badan atau bagaimana
para gadis remaja memandang berat badannya sendiri berperan penting
dalam melakukan hubungan seks yang berisiko.
Peneliti
dari Universitas Pittsburgh menemukan bahwa remaja wanita yang aktif
secara seksual dan kelebihan berat badan atau merasa dirinya kelebihan
berat badan lebih kecil kemungkinannya menggunakan kondom dibandingkan
yang merasa berat badannya normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar