Selasa, 11 September 2012

10 Tanda si Dia Hanya Ingin Berteman



Saat ini Anda sedang dekat (atau merasa dekat) dengan seorang laki-laki menarik. Pastinya, ada harapan tersendiri yang timbul dalam hati. Anda ingin menjadi kekasihnya. Masalahnya, bagaimana cara mengetahui dia memiliki perasaan yang sama atau hanya sekadar ingin berteman?
Seperti yang dilansir Yottabaca, (9/9)Anda menangkap tanda – tanda di bawah ini, itu berarti dia hanya ingin berteman saja.

1. Tidak punya panggilan khusus

Jika ia menyukai Anda lebih dari teman, maka ia akan memberikan Anda sebuah panggilan sayang yang hanya diucapkan untuk Anda. Jika dia hanya memanggil Anda dengan panggilan bisa seperti nama Anda, ‘hai’, ‘eh’ dan lain-lainnya yang tidak mencerminkan hal yang feminin, kemungkinan ia hanya ingin berteman.

2. Jarang menghubungi Anda terlebih dulu

Ketika laki-laki menyukai Anda, pastinya ia ingin mengetahui semua kegiatan yang Anda lakukan. Bahkan tak jarang ia akan menghubungi Anda baik mengirim sms atau menelpon duluan hanya untuk bertukar kabar. Jika lebih sering Anda yang bertindak duluan dan ia hanya merespon ketika Anda menghubunginya maka ia hanyalah teman Anda.

3. Tidak pernah main mata 

Gerak gerik pria yang sedang jatuh cinta biasanya akan sangat terlihat ketika Anda sedang jalan berdua. Misalnya, selalu mencoba untuk menggandeng tangan atau hanya sekedar mencuri-curi pandang. Jika tidak melakukan hal ini, hanya ada dua alasan, pertama Anda tidak hanya pergi berdua dengannya.Kedua, dia tidak punya perasaan lebih pada Anda.

4. Membicarakan perempuan yang disukainya
Ketika jatuh cinta pada laki-laki tertentu, pasti semua hal yang diungkapkannya kepada Anda bisa membuat Anda berpikir positif. Bahkan termasuk ketika ia mulai membicarakan seorang perempuan yang disukainya, yang ada dipikiran Anda adalah ia hanya ingin membuat Anda cemburu. Namun, hal ini ternyata tak seratus persen tepat. Karena bisa saja jika mereka benar-benar jatuh cinta pada orang lain. Dibandingkan harus ‘GR’ dengan ungkapannya, cari tahu benarkah ada seseorang yang sedang membuatnya tergila-gila.

5. Lebih memilih menghubungi orang lain
Bila kebetulan sedang berjalan bersamanya, ia lebih memilih untuk sibuk menghubungi orang lain dibanding berbicara dengan Anda. Dan tak jarang, orang yang dihubunginya perempuan.

6. Tidak ingin berlama-lama dengan Anda
Tak jarang saat sedang dekat dengan orang yang disukai, mau tak mau Anda pasti mengetahui jadwal dan kebiasaan hariannya. Dan ketika sedang bersama Anda berdua saja, dia selalu ingin buru-buru pergi, karena harus pulang dengan waktu tertentu. Meskipun Anda tahu sebenarnya tidak ada kegiatan yang akan dilakukannya di rumah sendirian.

7. Tidak mencari alasan untuk bertemu Anda
Jika si dia juga menyukai Anda maka ia pasti akan mencari cara untuk bisa bertemu, sama seperti keinginan Anda untuk bertemu dengannya. Jika ia tidak mengajak Anda jalan bareng hanya untuk sekadar bertemu dengan Anda, namun sebaliknya jarang mengajak Anda hang out dan bercerita tentang masalah yang dihadapinya maka ini pertanda ia menyukai Anda hanya sebagai teman yang baik.

8. Tak pergi berdua

Sudah jarang mengajak Anda hang out, sekalinya pergi bersama ia akan mengajak teman-temannya bersama Anda.Coba cari tahu, jangan-jangan Anda sudah punya julukan khusus untuk Anda diantara temannya.

9. Tak cemburu
Coba sesekali mengetesnya dengan menceritakan seorang laki-laki lain di depannya. Atau sesekali kenalkan seorang laki-laki lain yang dekat dengan Anda. Jika ia tidak terlihat cemburu dan marah pada Anda, melainkan justru menyemangati Anda untuk tetap dekat dengan laki-laki tersebut, maka sudah pasti ia tak tertarik pada Anda.

10. “Kita berteman kan?”
Ketika mendengarkan semua cerita dan keluh kesah dari laki-laki yang disukai, Anda pasti bisa jadi pendengar yang baik. Tak heran jika di matanya Anda memiliki nilai yang positif. Hanya saja ketika ia sudah mengungkapkan “Kita berteman kan?” ini adalah pertanda bahwa Anda tak bisa lagi mengharapkannya untuk menjadi kekasih.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Choose Label

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani